Tentang Pernikahan dan Masa Depan

Ini pemikiran jujur diri saya sendiri.

So saudara saya kelihatannya sudah tunangan (anak dari pakde – selamat bro! tapi kakakmu tertua kita masih jomblo masak mau nyalip wkwk), kemudian refleksi mengapa kok saya bener-bener 100% tidak ada niatan untuk cari cewek pasangan hidup. Saya masih normal 100% – straight tidak bencong. Lihat NSFW konten ya masih nafsu. Apakah kasus patah hati kedua itu shocknya terlalu dalam ya? move on sih sudah gak kaya dulu pinginnya smack-down yg ungkit2 topik.

Tapi memang sejak itu ada beberapa fondasi kepercayaan yang saya hancurkan, misal: saya gak lagi percaya dengan mitos manusia terlahir berpasangan / jodoh di tangan Tuhan / wanita kristen sebagai puncak dari kesucian / ketulusan akan dibalas positif / wanita bisa mencintai / wanita itu tidak bisa sarap dan ngawur. Lebih jauh akhirnya saya belajar dan baca apa itu MGTOW dan mengenal fakta secara lebih dalam, tau Tom Leykis? ya coba cek nama itu tidak akan rugi kalian. Walau itu adalah fenomena di USA tapi yakin deh di Indonesia akan ada kemiripan.

Namun saya punya temen main PS dari smp, temen main, yg akhirnya punya kesepakatan bersama dengan saya : apapun yang terjadi – kapanpun nikahnya – cari cewek umur 21-25 tahun wkwk + fokusnya akan pada cari cewek yang tidak menyusahkan daripada cari yang cantik jelita.

Ah itu masih jauh, masih lama – apakah jadi pastur? ah anarkisme dalam diri menjauhkan saya untuk terlalu tunduk pada aturan-aturan tradisional membosankan itu.