Soal Papua dan Kualitas Operasi TNI di sana

Saya memberikan opini sebagai apresiasi kerja TNI di Indonesia. Note: keluarga saya dari ayah dekat dengan TNI, kakek saya komandan di koramil, pakde saya (almarhum) adalah anggota kopaska, saya juga masih banyak kenalan yang masuk sebagai angkatan.

Saya juga tidak setuju dengan Veronika Koman, saya gak perlu menunggu dari mulutnya kalau dia ini sebenernya adalah agen asing melihat bagaimana tendensi bicaranya itu untuk memisahkan papua dari Indonesia. Papua adalah bagian dari Indonesia. Coba kasih pertanyaan pada VK apakah kalau sekarang papua dianiaya dan merdeka, besok kalau bali di kucilkan lalu bisa cari kemerdekaan juga? Lalu madura? gitu?

Berita terbaru : Churches union condemns shooting that killed pastor in Papua, urges Jokowi to take action

Namun saya juga menyadari bahwa apa yang terjadi di Papua adalah sesuatu yang rawan dan butuh kesadaran untuk lebih yang memanusiakan, atau setidaknya itu yang diberitakan di media masa. Pada awalnya saya sedikit skeptis dengan berbagai foto yang ada dan diberitakan via VK di media sosialnya. Namun kasus penembakan pendeta ini menjadi pembuka mata.
(1) Pendeta itu jelasnya tidak memakai baju yang berbau politik di sana
(2) Pendeta memiliki kredibilitas dan trackrecord dalam melakukan pelayanan non-profit di papua sana
(3) Pendeta itu jelasnya akan pilih apolitical/dia hanyalah pendeta palsu yang cari untung saja. Apolitical juga berarti dia menerima seluruh umatnya karena jelas umat punya golongan politik yang berbeda-beda
(4) Di masa pandemi ini juga terbongkar di dunia orang kristen, banyak gereja yang sibuk cari uang lewat donasi dll. Gereja di lokasi terpencil adalah Karya Tuhan yang lebih riil dibandingkan siapa-siapa yang berada di perumahan kaya di perkotaan.

Namun di sisi lain polisi secara terang-terangan akhirnya menyangkal berita ini Polda Papua: Isu Pendeta Tewas Ditembak TNI Tak Benar, Itu Fitnah KKB!

Tentunya kita tidak langsung percaya dengan yang dikatakan oleh TNI, karena daripada nasionalisme saya akan memilih kebenaran. Apa gunannya nasionalisme apabila tentara kemudian terang-terangan secara tidak adil menyiksa rakyat sendiri = menjadi alat dari oligarki alih-alih menjadi pahlawan untuk mempertahankan negara?

Berita mainstream itu kebanyakan hanya menjadi stenographer bagi pemerintah dan ilmu ini saya dapatkan seiring meningkatnya jam terbang melihat berbagai manipulasi yang ada di pemilu USA. Bukan saya tidak tertarik dengan Indonesia, tahu sendiri kan gimana kondisi free-speech di sini? semua tidak kelihatan gamblang.

Lalu kalau mengutip apa yang dikatakan oleh corbettreport, apa yang ada di berita mainstream itu selalu closed source, yang berarti kebanyakan kasus Anda tidak bisa melihat kasus itu dari data mentah yang ada. Ibarat sosis langsung terima jadi, gak tahu berapa kadar rasio daging dan tepung untuk pembuatan makanan itu. Dibandingkan dengan jurnalis independen, mereka selalu bisa menyajikan data-data karena mereka bisa lari bila dikejar berbeda dengan berita mainstream yang gampang diancam bila perlu.

That being said harus diingat pula bahwa ini kejadian juga semakin panas ketika freeport sudah dijual ke Indonesia. Apakah ada beberapa “investor yang renege on promise?”, seperti yang perlu Anda tahu tidak jarang NGO itu membiayai “operation sedition” di negara-negara menggunakan cover “kemanusiaan”.

Namun bila benar itu yang terjadi TNI harus memperbaiki diri mereka sendiri, kadang kebijaksanaan itu lebih dahsyat daripada mengalahkan secara fisik.