mengapa menjadi content-creator (youtuber)
why? mengasses diri lagi sebelum masuk dan dikenal wkwk, saya tidak meremehkan kalau misal yang saya takutkan bener-bener terjadi
saya tidak menyebut diri saya sebagai youtuber, itu yang pertama, saya sebut diri saya sebagai kreator/pencipta konten. Apa yang saya ciptakan? adalah apa yang menjadi komoditi saya : ide, kepercayaan, database knowledge, tingkat kritis otak dan kesejarahan saya.
saya tidak membatasi pada youtube sih, saya ini sebenernya lebih pinter untuk ngetik / berkonsep daripada menjadi pembicara online. Dan saya juga tidak terlalu ingin jadi pembicara karena banyak aaah – eeeeh wkwk.
untuk roemoes sebenernya fokus utama adalah pada filsafat, karena yang hardcore banyak saya hanya berfilsafat singkat aja gak muluk2. Kalau untuk formalitas : untuk membagikan agar bisa bermanfaat pada orang lain. Tapi sebenernya sih, untuk curhat aja.
untuk berilmu/tidak, saya kira tidak ada orang yang mengaku sudah berada di puncak dulu dan baru mengajar. Ibarat koki/gitaris, Anda sudah berada di titik tertinggipun. John Petruci vs Paul Gilbert juga pada akhirnya akan merefleksikan diri dengan karya musik masing-masing (bukan ijazah vs ijazah). Apakah karya musik yang favorit adalah dari musisi yang pendidikannya tertinggi? Tommy emmanuel aja tidak sekolah dan enak mainnya. Semua kembali ke feel diri kita sebagai content creator apakah nyambung kepada feel penonton.
pada akhirnya kesimpulan saya, ya menjadi konten kreator hanyalah sebuah aktualisasi diri saja untuk menemukan jati diri yang asli. Kisah saya silahkan difollow jika ingin.
roemoes tidak lagi menjadi sebuah brand company tapi sebuah pseudonym aja bagi diri saya yang diam dan tidak terlihat di dunia nyata, namun terlihat dalam dunia real sebagai karya.