Ketika saya bilang pemerintah

Ada namanya pemerintah dan negara, negara itu lokasi spasial dan temporal di mana pemerintah berada dan berdomisili, negara itu yang menghubungkan pemerintah dengan masyarakatnya. Pemerintah wajib untuk tidak membahayakan negara, asas dan konstitusi, oleh karena itu wajib untuk diawasi dan dimintai transparensinya. Pemerintah juga hanyalah pelayan bagi masyarakat – subjek dari negara itu, sehingga walaupun mereka pakai jurus “one for all” atau justifikasi satu kebijakan untuk kepentingan yang lebih besar maka adalah hak masyarakat untuk ikut meneliti dan serius.

Pemerintah juga bisa saya maksud sebagai selain yang ada di negara Indonesia sendiri. Kecuali saya bilang pemerintah RI/pemerintah indonesia, maka itu tidak berlaku bagi indonesia sendiri. Di negara manapun ada pemerintahan : misal pemerintah cina/pemerintah amerika/pemerintah vietnam/ pemerintah australia. Pemerintah yang saya maksud kebanyakan adalah 'ruler' dari segala negara itu. Sehingga mengkritik pemerintahan tidak sama dengan mengkritik negara sendiri.

Dan saya juga menjauhi main politik praktis, karena tidak ada benefit juga di dalamnya. Saya mengkritik adalah untuk meneliti aspek filosofi dari realita yang ada entah itu menunggu respons orang lain, atau dari intra-komunikasi.

Jadi ketika misal saya bilang : “Pemerintah bisa mengibuli rakyatnya dan bisa menelurkan apapun yang mengubah permanen negara itu, semisal contoh peristiwa terorisme 911”. Maka Pemerintah yang saya refer Anda tahu sendiri siapa, namun hal itu bisa menjadi axiom yang bisa disangkal ataupun diterima oleh siapapun. Saya gak ada ide untuk anti-amerika, anti-indonesia atau anti-china dll. Yang saya lihat hanyalah sebuah fakta dan mencari hukum tuhan/hukum alam terkait hal itu.

Terbukti bahwa pemerintah bisa sangat mematikan bagi negara. Sehingga akhirnya bisa saya simpulkan anti pemerintah tidak sama dengan tidak patriotik/anti negara.