'Fact Check' hanyalah 'Lazy Labeling' hati-hati
So called Fact check is actually lazy labelling
Setiap pernyataan itu sebenernya adalah klaim, sama ky cek. 🧮 klaim itu utang yang harus ditagih = mana x-nya ketika Anda gampang amin, klaim itu menjadi 'kontrak' macem ini dia bilang salah : tapi mana url-url yang lain yang bisa buktikan data? gak ada 😼 ini cuma mainan algoritma aja, lazy counterspeech aja, tidak ada upaya fact-check. Hanya “labeling” yang dibranding sebagai “fact-check” era ini netizen = jurnalis 👩💼, netizen = fact-checker 🧐 ingat dulu di era perang? ketika tiap negara (yang bendera berbeda) harus mengirimkan jurnalisme dari negara masing-masing utk menghindari bias? Verifikasi itu tidak mudah fenomena “menutup komen” = kejahatan informasi kalau ada gini hiraukan saja, anggap tanda info = politically-incorect
satu-satunya lembaga fact-check yang legit (official) itu macam ruptly_vu (vu=verification unit) yg saya tahu. Beda dengan IF/CN p/oynter. Lainnya, lihat aja komen yang viral. Juga belajar filsafat sangat penting.